11 Mei 2011

Bagaimana Saya Tahu Alkitab Itu Benar?



Ada berbagai alasan yang baik untuk mempercayai Alkitab.
Baik itu bukti eksternal maupun bukti internal yang mendukung
pernyataan bahwa Alkitab itu "benar, adil semuanya."
(Mazmur 19:9)

BUKTI EKSTERNAL
Bukti Eksternal, yaitu fakta-fakta di luar Alkitab yang menunjukkan bahwa ia adalah sumber informasi yang dapat diandalkan dan dipercaya.

Bukti Ilmiah
Agaknya tidak ada bukti ilmiah yang menyangkal Alkitab. Banyak orang akan berkata, "Alkitab bukanlah buku ilmiah, tetapi sebagai media yang memaparkan pandangan relegius atau rohani dari alam semesta." Maksud dari pernyataan tersebut adalah karena gambaran fisik tersebut mempunyai tujuan religius, maka tidak dapat dianggap tepat secara mutlak. Oleh karena itu, kita diajarkan untuk tidak mempercayai bagian ilmiahnya namun kita hanya mencari ajaran moral dan religius saja.
Jalan pemikiran ini salah karena tidak masuk akal. Bagaimana kita dapat memutuskan mana pernyataan yang benar dan mana pernyataan yang salah? Jika kita tidak dapat mempercayai beberapa pernyataan dalam Alkitab, maka kita tidak akan dapat mempercayai pesan moral atau pesan rohani yang dibawa oleh Alkitab. Alasan kita tidak dapat mempercayai pesan rohani adalah kita tidak memiliki standard yang melaluinya kita tahu hal-hal apa yang tepat dan relevan bagi hidup kita dan hal-hal apa yang tidak tepat dan tidak kita tanggapi secara serius.
Jalan pemikiran ini salah karena menghina Allah yang adalah pengarang Alkitab. Ketepatan cerita, orang-orang, dan tempat di dalam Alkitab adalah refleksi dari integritas Allah, sebab Ia memberikan pernyataan yang harus mutlak diterima dan yang merupakan refleksi dari kemampuan Allah untuk memelihara ketepatan isi Alkitab selama berabad-abad. Kita tidak menghargai ketepatan pernyataan Alkitab akan keadaan keadaan fisik dunia seperti yang dinyatakan oleh Alkitab karena kita merendahkan Allah yang menulisnya.

Contoh Dari Geograpi
Sebagaimana Alkitab tidak dengan sengaja bermaksud memberi pelajaran bagi pembacanya dalam hal prinsip dan data ilmiah, setiap subyek yang mendiskusikan tentang penciptaan Allah adalah tepat dan benar. Salah satu contoh yang dimaksud, kita melihat kepada Ayub 26:7, dimana kita membaca suatu penjelasan modern bahwa bumi berputar pada kekosongan [dalam Alkitab berbahasa Inggris kata "menggantungkan" diterjemahkan dengan "spin" yang berarti berputar]. Ayat ini ditulis sekitar 3000 tahun SM. Penjelasan ini sangat berbeda dengan perkiraan yang dipercayai dan dipikirkan dari dunia pada waktu itu. Mendukung Ayub 26:7, Yesaya 40:22 menunjukkan bahwa Allah bertahta di atas "bulatan bumi." Yesaya 40 mencocokkan penjelasan dalam Ayub 26 dan mendukung ketepatan dari pernyataan tersebut, inilah yang kita harapkan dari Alkitab. Bagaimanapun juga, siapa yang lebih mengetahui selain daripada Sang Pencipta tentang bagaimana alam semesta ini dirancang dan dijadikan?

Contoh dari Arkeologi
Salinan-salinan yang paling tua dan masih ada dari sajak-sajak dan esay Yunani yang terkenal berasal dari 800 sampai 1000 tahun lebih baru daripada manuskrip asli. Akan tetapi tak seorang pun sarjana yang menerima suatu pendapat bahwa karya klasik Yunani ini tidak cocok dengan yang asli dan harus dibuang. Berbeda dengan itu, salinan paling tua dari beberapa kitab Perjanjian Lama hanya 200 tahun lebih baru dari aslinya. Dan salinan tertua dari beberapa kitab Perjanjian Baru hanya tertanggal 50 sampai 80 tahun kemudian dari tulisan aslinya. Berdasarkan informasi tersebut, Alkitab harus lebih dipercaya daripada literatur Yunani tersebut, yang begitu dipuja saat ini.
Penemuan-penemuan terkini telah membuktikan keutuhan sejarah Alkitab, menyebabkan banyak arkelog, yang tidak menghormati Alkitab, berbalik dari prasangka terhadap Alkitab menjadi secara ilmiah menghormatinya. Sebagai contoh, dalam Kejadian 15:20 ada orang Het disebut di situ. Selama berabad-abad, banyak orang menertawakan Alkitab karena pengelompokkan orang-orang. Namun beberapa dekade lalu, reruntuhan dari sebuah kota yang terletak di negara Turki, di sebelah utara Israel sekarang, telah ditemukan yang dibuktikan sebagai reruntuhan kota orang Het.

Bukti Sejarah
Alkitab menceritakan sesuatu yang belum terjadi. Nabi Yesaya berbicara mengenai raja Persia Koresy (Yesaya 45:1), yang akan memulihkan kembali bangsa Yehuda. Persia adalah kerajaan yang besar, yang terletak di negara Iran sekarang.
Yesaya menulis selama masa pemerintahan Hizkia, Raja Yehuda, yang meninggal pada tahun 687 SM, tetapi Koresy baru memerintah sebagai raja Persia pada tahun 600 SM, lebih dari 80 tahun setelah Yesaya mendapat penglihatan. Hanya Allah yang tahu nama orang yang akan menjadi raja Persia sebelum orang tersebut duduk di tahtanya.
Banyak nubuatan tentang Yesus Kristus diberikan pada masa 1000 tahun sebelum kelahiranNya. Setiap kitab Perjanjian Lama dari Alkitab menunjuk dengan jelas kepada Yesus. Sebagai contoh, perhatikan dengan seksama Mazmur 22, Yesaya 53, dan Mika 5:2.
Berhadapan dengan bukti sejarah ini, kita hanya mengikuti beberapa pilihan. Apakah Alkitab ditulis oleh Dia karena bagiNya waktu bukanlah masalah, atau ini hanya lelucon, atau ini adalah cerita bohong yang oleh orang-orang ditulis dalam bentuk nubuat supaya Alkitab terlihat menarik, atau ini adalah tipu muslihat si jahat. Pilihan yang benar adalah hanya Alkitab yang merupakan Firman Allah yang benar dan suci.

Bukti dari Pengalaman Pribadi
Sumber lain dari bukti luar adalah pengalaman pribadi dari mereka yang telah diubah oleh Alkitab. Ada perbedaan yang nyata dalam kehidupan seseorang yang menaruh kepercayaannya kepada Tuhan Yesus Kristus dan mereka yang berjalan menurut FirmanNya, Alkitab. Dengan kata lain, bila Alkitab menyatakan bahwa ia dapat melakukan sesuatu terhadap seseorang, ia akan melakukannya terhadap orang tersebut.
Alkitab berjanji untuk meniadakan hukuman dan memberikan jaminan dimana tidak akan ada penghukuman bagi mereka yang percaya kepada apa yang Alkitab katakan (Yohanes 5:24; Roma 8:1, 16; 1 Yohanes 4:18). Alkitab berjanji bahwa ia dapat menjadikan seorang Kristen bersih (Mazmur 119:9, 11; Yohanes 15:3). Alkitab menjanjikan kebebasan dari perbudakan dosa serta menjanjikan hikmat dan kuasa untuk mengatasi dosa (Yohanes 8:34-36; Roma 6:18; Kolose 3:1-2). Alkitab memberi arti dan tujuan hidup yang memotivasi seorang Kristen untuk melayani Tuhannya (1Petrus 2:9). Semuanya ini adalah bagian dari pengalaman orang percaya. Orang percaya mengalami suatu kehidupan yang belum pernah ia miliki sebelumnya, suatu kehidupan yang baru yang dibuktikan melalui fakta bahwa mereka tidak lagi dihantui oleh kepahitan dan penyesalan akan masa lampau mereka sejak mereka membaca pengampunan Allah (Ibrani 10:16-17). Orang percaya mengalami kehidupan yang baru yang dibuktikan melalui suatu fakta bahwa mereka dapat berkorban bagi orang lain. Orang percaya mengalami kehidupan yang baru yang dibuktikan melalui suatu fakta bahwa mereka dapat mengatasi ketakutan mereka karena mereka berdiam di dalam Tuhan bukan pada harapan-harapan kosong bahwa bagaimanapun juga segala sesuatu akan berjalan dengan baik. Seseorang yang percaya kepada Alkitab memiliki pengalaman rohani secara pribadi untuk mengetahui bahwa janji-janji Alkitab lebih dari sekedar puisi, janji-janji tersebut nyata dan teruji dalam hatinya sehingga kepercayaannya kepada Alkitab tidak keliru.

BUKTI INTERNAL
Melengkapi bukti-bukti eksternal, ada bukti-bukti internal yang memberi kita alasan yang baik untuk percaya kepada Alkitab. Dengan kata lain, ada bukti di dalam Alkitab yang menunjukkan Alkitab layak dipercaya dan diandalkan sebagai sumber informasi.

Kesaksian Alkitab
Alkitab menyatakan bahwa ia berasal dari Allah. Contohnya, dalam 2 Samuel 23:2 Daud, yang menulis banyak mazmur, mengatakan bahwa apa yang ia tulis berasal dari Allah. Yeremia menyatakan hal yang sama (Yeremia 1:4), sama seperti Rasul Paulus (1 Tesalonika 2:13). Petrus berkata bahwa tulisan-tulisan Paulus adalah "kitab suci" (2 Petrus 3:16). Yesus sendiri membuat banyak pernyataan tentang sifat Alkitab yang dapat dipercaya (Lukas 16:17, 24:44; Yohanes 17:17). Sebagai contoh, Yesus secara rutin mengingatkan bahwa semua cerita Perjanjian Lama dapat dipercaya (Lukas 11:51, 17:26-33).

Kesatuan Alkitab
Alkitab ditulis selama periode lebih dari 1500 tahun, dari zaman Musa (sebelum 1400 SM) sampai kepada masa Rasul Yohanes (kurang lebih tahun 100). Jumlah semua penulisnya paling sedikit empat puluh orang. Akan tetapi, walaupun semua orang yang berbeda ini menulis Alkitab pada masa yang berbeda, pesan yang mereka tulis selalu sama, tanpa ada pertentangan sedikitpun. Alasannya adalah Allah yang mengarangnya, yang menggunakan manusia untuk menuliskan apa yang Ia ingin katakan. Manusia yang menulis Alkitab hidup dan mati pada masa yang berbeda, tetapi Allah yang sama yang hidup selamanya memerintahkan kepada tiap-tiap orang ini untuk menulis. Karena alasan itu, kita dapat membandingkan bagian-bagian yang berbeda dari Alkitab dan menemukan
bahwa bagian-bagian tersebut saling sependapat, saling mendukung, dan saling menjelaskan satu sama lain (1 Korintus 2:13). Kita dapat membaca bagian manapun dari Alkitab dan mengetahui bahwa bagian itu dapat dipercaya secara tetap.

Isi Alkitab
Bukti internal yang paling mengagumkan dari Alkitab adalah pokok yang Alkitab bicarakan. Isi dari Alkitab, hal-hal yang dibicarakannya, adalah hal-hal yang Alkitab dapat katakan jika hal itu ditulis oleh Allah. Sebagai contoh, Alkitab menyatakan bahwa Yesus menyatakan bahwa diriNya sebagai Allah (Yohanes 10:30); Alkitab menyatakan bahwa rasul-rasul Yesus menegaskan bahwa Yesus adalah Allah (Yohanes 20:28); Alkitab menyatakan bahwa Bapa mendeklarasikan bahwa Ia adalah Allah (Ibrani 1:8). Kesimpulan dari kesaksian ini adalah entah pesan Alkitab dianggap sebagai tidak waras dan sebagai tipuan yang jahat, atau pesan-pesan tersebut benar dan Alkitab hanya satu-satunya buku dalam jenisnya.
Bukti penting lainnya adalah bahwa hanya Alkitab yang berbicara mengenai dosa (1 Yohanes 3:14). Tak seorang pun yang memiliki keberanian untuk menulis dengan tepat penilaian terhadap umat manusia seperti yang dijelaskan dalam Alkitab. Alkitab menghadirkan gambaran yang mengerikan. Alkitab menuduh kita, dan kita tidak suka membacanya. Hal ini menjelaskan mengapa kita begitu sukar untuk percaya bahwa Alkitab itu benar. Masalahnya bukan pada bukti-bukti tersebut tetapi pada hati kita. Siapa yang ingin mengetahui bahwa dirinya sengsara, curang, pendosa? Siapa yang senang pada waktu dikatakan bahwa ia berhadapan dengan neraka, dimana ia akan menderita di bawah murka Allah yang kekal? Siapakah yang dapat menerima suatu pengertian bahwa sama sekali tidak ada yang baik dalam dirinya dan bahwa ia memberontak kepada Allah yang telah menjadikannya?
Hanya Allah yang dapat jujur terhadap kita karena Ia tahu kebenaran. Hanya Allah yang jujur kepada kita pada saat Ia menyatakan kasihNya. Kasih yang nyata tidak dinyatakan melalui kata-kata orang yang mencoba membuat kita merasa baik oleh bujukan yang sia-sia, tetapi membiarkan kita dalam situasi kita karena tidak ada harapan yang nyata yang ditawarkan. Kasih yang nyata dinyatakan melalui kebenaran karena hanya inilah satu-satunya yang dapat menolong kita. Kejujuran Alkitab untuk menggambarkan umat manusia tidaklah menarik. Akan tetapi Alkitab mengandung kata-kata dari Sahabat yang sesungguhnya. Allah tahu kita sedang berjalan di tepi jurang dan segera jatuh ke neraka. Ia dengan tepat mengatakan kepada kita apa yang seharusnya kita ketahui untuk menghindar dari bahaya ini. Walaupun Alkitab tidak terdapat dalam daftar sepuluh buku terkenal dunia, tetapi hanya Alkitab yang dapat membuat dan menyimpan janji seperti "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan (Matius 11:28-30)."

Pesan Alkitab
Ada satu pendapat akhir yang harus kita hadapi saat kita mempertimbangkan apakah Alkitab dapat dipercaya. Sebagian besar orang percaya bahwa Allah itu ada. Tetapi apabila Allah adalah Allah yang sesungguhnya, maka Ia berbicara dengan otoritas mutlak dan kita harus tunduk kepada FirmanNya. Dengan kata lain, bagaimana pendapat kita tentang Firman Allah, dan bagaimana kita bereaksi atasnya, merefleksikan apa pendapat kita tentang Allah itu sendiri. Kita tidak dapat memisahkan Allah dengan Alkitab. Kita tidak harus percaya kepada Alkitab, namun kita harus menghadapi akibatnya. Bila ada orang yang tidak percaya kepada Allah yang Alkitab katakan, mereka akan bertindak seperti layaknya orang yang tidak percaya kepada Allah, karena buah pahit dari hidup mereka yang egois akan segera dituai, seperti yang Alkitab katakan. Inilah bukti yang paling menakutkan. Selain itu pula, mereka harus berhadapan dengan kemarahan Allah yang mengejar mereka sampai ke kubur dan akan memaksa mereka untuk tunduk kepada FirmanNya pada hari penghakiman, seperti yang dinubuatkan Alkitab.
Adalah baik untuk bertanya apakah kita dapat mempercayai Alkitab. Alkitab dapat memeriksa diri kita dan membersihkan kita. Yakobus 1:6 menyatakan bahwa kita tidak boleh segan untuk meminta kepada Allah supaya diberi kemampuan untuk percaya kepada FirmanNya dan memohon hikmat yang dibutuhkan untuk memperoleh banyak hal dari Alkitab. Akan tetapi, pelajaran Alkitab adalah penyelidikan yang kudus. Hanya bila kita mendekati Alkitab dengan menghambakan diri dan dengan pikiran yang terbuka untuk menerima kebenaran, maka kita akan menemukan jawaban yang kita perlukan.

"Firman-Mu adalah kebenaran."
Yohanes 17:17

Tidak ada komentar:

Posting Komentar